Halaman

Senin, 13 Agustus 2012

67 Tahun Kemerdekaan Korea

Tahukah Anda, Korea Selatan-negara dengan kekuatan ekonomi nomor 15 di dunia dan nomor 4 di Asia ini-usianya hanya berbeda dua hari dengan Indonesia?

Tanggal 15 Agustus 1945, tepat 66 tahun yang lalu, Korea memproklamirkan kemerdekaan dari penjajahan Jepang. Sekadar kilas balik. Korea pada awalnya merupakan kerajaan yang merdeka dan bersatu di bawah kekuasaan Raja Sunjong. Namun semenjak tanggal 22 Agustus 1910 Jepang menduduki Korea berdasarkan sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Yi Wan-Yong. Oleh Raja Sunjong perjanjian ini diumumkan 7 hari kemudian atau tepat pada tanggal 29 Agustus 1901. Rakyat, tentu saja, tidak menyetujui perjanjian ini.

Perang Dunia II memberikan momentum yang baik bagi bangsa Korea untuk melawan Jepang. Mereka
membentuk pasukan militer khusus pada tahun 1940 dan mulai membina hubungan dengan China.

Jepang yang makin terjepit sebenarnya telah mencoba mencari dukungan dari tokoh dalam negeri Korea, agar bisa tetap berkuasa. Namun akhirnya, seperti yang terjadi juga di Indonesia, Jepang mengizinkan Korea untuk mempersiapkan kemerderkaan. Persiapan berjalan mulus hingga pada 15 Agustus 1945, Korea memperolah kemerdekaan.

Namun perayaan kemerdekaan tidak berlangsung lama. Dua kekuatan ideologi "raksasa" (Amerika Serikat dan Uni Soviet) masuk, dan campur tangan mereka membuat Korea terbagi dua, tepat pada garis lintang utara 38 derajat-yakni Korea Utara yang didukung Soviet dan Korea Selatan yang didukung AS.

Pemilu, secara resmi melahirkan "Korea Selatan" dengan presiden pertama Rhee Syngman pada tanggal 15 Agustus 1948 dan "Korea Utara" pada tanggal 25 Agustus 1948 dengan Kim Sung-Il sebagai perdana menteri. Masalah belum selesai. Perang Korea pada 1950-1953 menewaskan hampir 2,5 juta jiwa, sekaligus menghancurkan perekonomian dan stabilitas negara Korea yang baru berdiri. Saat itu, saking miskinnya, Korea Selatan sampai harus bergantung pada utang luar negeri hanya untuk sekadar bertahan, bukan untuk berkembang! Bangsa-bangsa lain pun akhirnya memadang sebelah mata pada bangsa Korea. Singkat kata, jika bicara mengenai sejarah pahit pada masa-masa pra dan pasca kemerdekaan, nasib Korea Selatan (Korsel) tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

 Namun Korsel bisa bangkit menjadi negara yang disegani dunia. Mereka mampu mencetak prestasi yang sangat luar biasa, khususnya di bidang ekonomi dan teknologi, sekaligus menjungkirkan semua pandangan rendah terhadap bangsa mereka. Perhatikan fakta-fakta ini. Selama kurun waktu 1960-1990, Korsel merupakan termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Tahun 1988 (43 tahun kemerdekaan), Korsel sukses menjadi tuan rumah Olimpiade Dunia 1988. Akhirnya pada saat ini, Korsel adalah negara dengan kekuatan ekonomi ke-15 terbesar dunia dan keempat di Asia setelah Jepang, China, dan India.

 Menurut para ahli (politikus, ekonom, dan lainnya), "kasus Korsel" menunjukkan bahwa kunci sukses pembangunan ekonomi sebuah negara ada pada kemauan, karakter, dan kemampuan manusianya, terutama level pemimpinnya, dan pada pilihan pilihan strategi kebijakan.

Dan yang lebih penting, rakyat Korea sangat bangga dan cinta pada produk lokal. Secara bertahap dan mandiri, mereka memproduksi dan memakai barang-barang buatan mereka sendiri. Tentunya ini membuat perusahaan-perusahaan Korea menjadi jaya di dalam negeri dan akhirnya sukses di luar negeri. Contoh: Samsung Electronics, Hyundai Motor, dan LG Electronics.

Bagaimana dengan Indonesia, yang penduduknya ratusan juta orang, tinggal di wilayah yang lebih luas dan kaya sumber daya alam? Jika kita mau dan mampu membangun/mengembangkan Indonesia dengan memanfaatkan semua kelebihan itu, dengan mental yang lebih sehat dan positif, yakinlah bahwa bangsa Indonesia bisa berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya, baik di Asia maupun dunia. Mari mulai dari diri kita sendiri. Salam sukses luar biasa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar